Gizi Atlet Basket
Gizi
dan Aktivitas Fisik
“Nutrisi adalah ilmu.”
(Whitney dan Rolfes, 2008). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nutrisi
adalah proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh; makanan bergizi; ilmu tentang gizi. Ilmu
Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu
yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal atau tubuh. Zat Gizi (Nutrients)
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. (Rochmawati,
2009).
Dikutip dari laman
Kemenkes RI, aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan
kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Secara umum
aktivitas fisik dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas dan besaran
kalori yang digunakan yaitu aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan
aktivitas fisik berat. Aktivitas fisik juga dibagi menjadi tiga jenis lain
yaitu aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga. Aktivitas fisik adalah kegiatan
sehari-hari seperti mencuci baju, mengepel, jalan kaki, dan lain-lain. Latihan
fisik adalah aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan terencana misalnya
jogging, push up, senam aerobik, dan lain-lain. Olahraga merupakan aktivitas
fisik yang terstruktur dan terencana dengan mengikuti aturan-aturan yang
berlaku. Tujuan olahraga ini tidak hanya untuk membuat tubuh jadi lebih bugar
namun juga untuk mendapatkan prestasi (sebagai atlet) seperti olahraga sepak
bola, bulu tangkis, basket, berenang, dan sebagainya.
Aktivitas fisik yang
meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu
upaya menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan zat gizi sebagai sumber energi
dalam tubuh (Dinkes Kulon Progo, 2019). Aktivitas fisik memerlukan energi,
sedangkan energi didapat dari makanan yang mengandung zat gizi. Aktivitas fisik
juga mempengaruhi sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat
gizi. Maka, aktivitas fisik berperan untuk menyeimbangkan zat gizi yang keluar
dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
Peranan
Gizi pada Atlet Basket
Dalam ilmu gizi
dikenal lima macam zat gizi yang berguna dalam tubuh seseorang, yaitu
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Secara umum ada beberapa
peran zat gizi pada tubuh seseorang, yang pertama sebagai sumber energi atau
tenaga. Jika fungsi ini terganggu, orang bisa merasa letih dan cepat lelah. Kedua,
sebagai penyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel yang
sudah ada. Ketiga, sebagai pemelihara jaringan tubuh, yaitu mengganti yang
rusak atau aus terpakai. Keempat, sebagai pengatur metabolisme dan berbagai
keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air, asam basa, dan mineral). Kelima,
berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit sebagai
antioksidan dan antibodi lainnya. (Handoko, 2020).
Seorang atlet atau
olahragawan termasuk atlet basket sangat membutuhkan asupan zat gizi. Kebutuhan
gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, cairan, dan asupan zat gizi mikro
penting bagi olahragawan dalam rangka menjaga kesehatan, adaptasi latihan, dan
meningkatkan stamina selama sesi latihan dan perlombaan (Panggabean, 2020). Olahraga
basket termasuk jenis olahraga yang membutuhkan banyak energi untuk tetap
bergerak dan berlari selama pertandingan. Oleh karena itu, asupan nutrisi yang
tepat perlu diperhatikan para pemain basket agar stamina tetap terjaga
sepanjang pertandingan. Asupan gizi pemain basket harus mencakup berbagai macam
makanan bergizi yang membantu membangun dan memelihara kekuatan otot tubuh
atlet basket. (Shabrina, 2017). Maka dari itu, peran gizi dalam rutinitas
latihan seorang atlet basket yaitu untuk memperbaiki status gizi, baik akibat
defisiensi zat gizi maupun kelebihan gizi, memelihara kondisi fisik atlet agar
tetap optimal selama menjalani latihan intensif, dan mebiasakan atlet terhadap
makanan yang sehat dan seimbang untuk kesehatan dan prestasi.
Rutinitas
Atlet Basket
Rutinitas fisik
seorang atlet basket berbeda dengan aktivitas fisik seorang yang bukan atlet
atau hanya sekedar bermain basket. Pada umumnya, rutinitas fisik seseorang
tidak sebesar yang dilakukan seorang atlet basket. Biasanya seseorang melakukan
aktivitas fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mencuci baju,
mengepel, jalan kaki, membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain
dengan anak, dan sebagainya. Orang yang melakukan latihan fisik dan melakukan
olahraga di waktu tertentu tidak bisa dikategorikan sebagai atlet. Sehingga,
apabila seseorang melakukan latihan fisik seperti push up, sit up, back up, senam aerobik, olahraga ringan, dan
sebagainya hanya mengeluarkan energi yang tidak sebanding dengan seorang atlet.
Seorang atlet basket menerapkan
aktivitas dan rutinitas fisik sesuai aturan-aturan yang telah disusun untuk
seorang atlet. Atlet basket melakukan latihan fisik secara rutin untuk
mempersiapkan diri dalam pertandingan. Intensitas yang dilakukan tentu lebih
besar daripada aktivitas fisik seseorang pada umumnya. Beberapa aktivitas yang
secara rutin dilakukan oleh atlet basket meliputi latihan kekuatan, kecepatan,
kelentukan, kelincahan, daya tahan, dan daya ledak. Latihan-latihan tersebut
diurai menjadi berbagai macam bentuk latihan dan gerakan guna memperoleh
manfaat dalam persiapan menuju pertandingan. Bola basket merupakan olah raga
dengan intensitas tinggi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang baik.
Aktivitas fisik pada olahraga bola basket merupakan kombinasi antara aktivitas
yang bersifat aerobik dan anaerobik dan membutuhkan energi tinggi. Permainan
bola basket memerlukan ketrampilan yang berhubungan dengan kesegaran jasmani,
yaitu kekuatan dan daya ledak otot, kecepatan dan kelenturan. Kekuatan otot
merupakan kekuatan kontraksi maksimal otot yang dapat dikeluarkan pada tahapan
tertentu. Kekuatan otot diperlukan oleh pemain bola basket untuk berlari cepat,
menggiring bola (dribbling), menembak bola (shooting) mempertahankan
keseimbangan tubuh dan mencegah terjatuh saat benturan dengan pemain lawan
(Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga, 2000) dalam (Muhibbi, 2012). Oleh karena
itu, gizi juga sangat berperan untuk latihan dan hasil yang lebih efektif.
Kebutuhan
Nutrisi pada Atlet Basket
Bagi seorang atlet jumlah
zat gizi yang dibutuhkan akan berbeda dibandingkan dengan kelompok bukan atlet.
Namun, jenis kebutuhan gizi atlet bola basket sebenarnya sama dengan orang biasa, mulai dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air, hingga serat. Yang penting, semua harus tetap seimbang, yaitu mengandung jumlah kalori dengan proporsi 60-70% karbohidrat, 10-15% protein, 20-25% lemak, serta cukup vitamin, mineral dan air. (Shabrina, 2020) Pada olahraga permainan seperti bola basket makanan yang dikonsumsi
atlet harus mengandung 50-60% karbohidrat, 30-35% lemak dan 12-15% protein
(Kemenkes RI, 2014). Pengaturan makanan terhadap seorang atlet harus bersifat
individual, pemberian makanan harus memperhatikan jenis kelamin, umur, berat
badan, serta jenis olahraga. Pemberian makanan juga harus memperhatikan periode
latihan. Bagi atlet, asupan gizi yang baik dan memenuhi standar sangat membantu
untuk mempertahankan kondisi fisik dari atlet baik masa pelatihan sampai
kompetisi (Miharja, 2007). Kebutuhan asupan kalori atlet basket terbilang cukup tinggi. Pemenuhan gizi ini bervariasi sesuai dengan umur, status gizi, serta periode pelatihan atau pertandingan. Semakin besar dan tinggi badannya, kebutuhan kalori semakin besar. Atlet profesional dan berlatih lebih dari sembilan puluh menit per hari bisa membutuhkan 23 kalori per 0,5 kilogram berat badan. Menurut Herawati (2016), kalori yang dibutuhkan bagi orang biasa yaitu 2000 kkal (32-38 kkal/ kgBB) sedangkan seorang atlet membutuhkan 5000 kkal (80-90 kkal/ kgBB).
Makro-nutrisi
meliputi kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein. Makro-nutrisi berperan
dalam pemenuhan kebutuhan energi atlet basket. Dikutip dari laman DBL
Indonesia, makanan berkarbohidrat tinggi digunakan untuk mengganti cadangan
glikogen yang telah dipakai selama latihan dan pertandingan. Ini penting untuk
percepatan proses pemulihan energi. Asupan karbohidrat sangat penting bagi seorang atlet untuk
mempertahankan cadangan energi yang cukup dengan memastikan bahwa cadangan
glikogen terisi sebanyak mungkin. Hal ini dapat tercapai dengan asupan
karbohidrat yang adekuat (Barasi, 2009). Selain karbohidrat, asupan jumlah protein
juga penting dijaga. Kelebihan protein dapat meningkatkan simpanan lemak, dehidrasi
bahkan dapat membebani ginjal. Sedangkan untuk lemak tetap harus dalam takaran
yang dianjurkan, lemak jenuh sebaiknya kurang dari 10 persen dari energi total.
Untuk meningkatkan pemulihan otot, sebaiknya makan makanan ringan yang
mengandung karbohidrat, protein, dan lemak 30 menit setelah selesai
pertandingan. Hal tersebut akan membantu membangun dan memperbaiki kinerja
otot.
Mikro-nutrisi
meliputi kebutuhan vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral memainkan peranan
penting dalam mengatur dan membantu reaksi kimia zat gizi penghasil energi,
sebagai koenzim dan kofaktor. Pada saat kekurangan zat gizi tersebut dapat
mengganggu kapasitas latihan. Kebutuhan vitamin terutama vitamin yang larut air
(vitamin B dan C) meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan energi. Beberapa
vitamin dan mineral yang juga penting diperhatikan dalam kaitannya dengan
olahraga yaitu vitamin A, B, C, D, E dan K, mineral seperti Ca, Fe, Na, K, P, Mg,
Cu, Zn, Mn, J, Cr, Se dan F.
Air dan serat
berperan dalam menjaga kondisi fisik seorang atlet. Air dalam tubuh merupakan
komponen terbesar dengan proporsinya mencapai 60-70% berat badan orang dewasa.
Selama pertandingan basket yang memerlukan ketahanan harus memperhatikan
pengisian cadangan cairan tubuh. Keadaan dehidrasi, gangguan keseimbangan air
dan elektrolit serta pengaturan suhu tubuh dapat menimbulkan kelelahan dan
membahayakan bagi seorang atlet. Kehilangan air yang melebihi 4-5% dari berat
badan dapat mengganggu performa atlet. Dehidrasi berat secara potensial dapat
menyebabkan temperatur tubuh meningkat dan mengarah ke heat stroke yang dapat berakibat fatal. Karena itu minum cairan
selama latihan maupun sesudahnya walaupun belum terasa haus sangat penting bagi
seorang atlet basket. Serat makanan penting untuk memelihara fungsi normal dari
saluran cerna. Serat makanan yang tinggi bisa di dapat dari sayuran, buahan,
grain dan kacang-kacangan.
Menu
Makanan untuk Atlet Basket
Seperti yang sudah
dibahas, seorang atlet basket membutuhkan asupan kalori yang lebih besar dari
orang pada umumnya. Berikut beberapa anjuran menu makanan untuk atlet basket
dikutip dari laman DBL Indonesia. Jika seorang atlet basket akan melakukan
latihan atau pertandingan, maka atlet tersebut harus memenuhi kebutuhan energi
dengan karbohidrat yang tinggi, contohnya dengan nasi dan telur. Pisang dan
susu bisa dijadikan penyeimbang. Sereal dan susu dapat menjadi camilan alternatif
ketika bertemu jeda waktu yang singkat antara jam makan dan pertandingan atau
latihan. Di siang harinya, kembali makan nasi dengan diimbangi sayuran dan
protein, bisa dari ayam atau sapi. Minuman yang disarankan yaitu olahan buah
berupa jus dan juga air mineral. Saat sore hari dapat mengonsumsi camilan
berupa roti atau pisang lengkap dengan susu. Yang terakhir juga harus
memperhatikan makan malam, apalagi setelah melakukan latihan dan pertandingan.
Selain itu, disarankan untuk makan besar tiga jam setelah berlatih atau
bertanding. Kentang rebus dan ayam yang dipanggang tanpa minyak bisa menjadi
pilihan untuk memenuhi kandungan karbohidrat dan protein.
DAFTAR
PUSTAKA
Dinkes
Kulon Progo. 2019. “Aktivitas Fisik Bagian Dari Gizi Seimbang” https://www.dinkes.kulonprogokab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=649
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Handoko,
S. 2020. “Gizi Seimbang Untuk Gaya Hidup Yang Sehat” https://www.emc.id/id/care-plus/gizi-seimbang-untuk-gaya-hidup-yang-sehat
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Herawati,
L. 2016. “Nutrisi Atlet”. https://fk.unair.ac.id/archives/2016/03/09/nutrisi-atlet.html
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. [Online]. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Kemenkes
RI. 2019. “Apa Definisi Aktivitas Fisik?” http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-definisi-aktivitas-fisik#:~:text=Aktivitas%20Fisik%20merupakan%20setiap%20gerakan,meningkatkan%20pengeluaran%20tenaga%20serta%20energi
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00]
Kemenkes
RI. 2018. “Mengenal Jenis Aktivitas Fisik” http://promkes.kemkes.go.id/content/?p=8807
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Pamungkas,
D. 2019. “Pemain Basket Harus Jaga Asupan Makanan“ https://www.dbl.id/r/465/pemain-basket-harus-jaga-asupan-makanan
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Panggabean,
M. S. 2020. “Peranan Gizi bagi Olahragawan” Jurnal CDK edisi 282. Vol. 47 (1):
62-66.
Rizqi,
H, Ichwanudin. 2016. “Hubungan Asupan Karbohidrat dan Status Gizi dengan
Tingkat Kebugaran Jasmani pada Atlet Basket Remaja Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Jurnal Media Gizi Indonesia. Vol 11 (2): 182-188.
Rochmawati,
L. 2009. “Konsep Dasar Ilmu Gizi”.
https://lusa.afkar.id/konsep-dasar-ilmu-gizi. diakses pada tanggal 13 Juni 2020
[13.00].
Shabrina,
A. 2017. “Panduan Memenuhi Nutrisi Untuk Pemain Basket”. https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/memenuhi-nutrisi-untuk-pemain-basket/
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].
Whitney,
E & Rolfes, SR 2008, Understanding Nutrition, Eleventh Edition, Thomson
& Wadsworth, United States.
Zaki,
A. 2020. “Ini Diet Makanan Buat Para Pemain Basket Agar Bisa On Fire” https://www.dbl.id/r/3660/ini-diet-makanan-buat-para-pemain-basket-agar-bisa-on-fire
diakses pada tanggal 13 Juni 2020 [13.00].

Comments
Post a Comment